JAKARTA:
Pemerintah Provinsi RIAU berencana
untuk membentuk sebuah badan pengelola untuk pemeliharaan puluhan arena PON XVIII/2012 agar tetap terawat dalam waktu yang
lama setelah perhelatan usai. "Untuk pemeliharaan arena akan ada badan
pengelola," kata Gubernur RIAU
HM Rusli Zainal di Pekanbaru, seperti dilansir Antara.
Berdasarkan
data Panitia Besar PON XVIII, terdapat 54 arena yang dipergunakan
dalam event empat tahunan itu. Sebagian besar dari arena membutuhkan perawatan
rutin, misalkan arena di Rumbai Sport Center, Stadion Utama RIAU dan Gelanggang Remaja di
Pekanbaru.
Ia berharap
agar melalui sebuah badan pengelola, nantinya arena tersebut dapat dipelihara
secara maksimal dan harapannya bisa meraih pemasukan untuk daerah.
Meski
begitu, ia belum bisa memastikan berapa besar biaya pemiliharaan dari setiap
arena dan kemungkinan keterlibatan sektor swasta. Namun, Rusli mengatakan pola
pembangunan arena PON RIAU
dirancang agar bisa terus dimanfaatkan untuk sektor pendidikan. Karena itu,
banyak arena khususnya di Pekanbaru dibangun di sekitar kawasan universitas.
"Pembangunan
arena PON di RIAU
berbeda dengan di Palembang yang sentralistis di satu daerah. Seperti di
Universitas Islam RIAU ada arena
gulat, panahan, dan voli. Kemudian di Universitas RIAU ada Stadion Utama dan panjat dinding," katanya. Sejak RIAU dipercaya sebagai tuan rumah PON , Rusli mengatakan biaya yang
tersedot untuk pembangunan fisik pembangunan arena sekitar Rp2,5 triliun. Dari
jumlah itu, dana dari pihak ketiga seperti perusahaan-perusahaan sekitar Rp150
miliar yang pengelolaannya diserahkan ke pemerintah daerah.
Sejumlah
kalangan memperkirakan bahwa biaya perawatan arena PON dikhawatirkan bakal
membebani APBD dan pada akhirnya akan membuat arena jadi rusak akibat tak
terawat dengan benar. Sudah cukup banyak contoh bangunan megah di RIAU yang akhirnya rusak karena tak
terawat, seperti Kompleks Idrus Tintin yang dahulu menjadi lokasi MTQ Nasional
tahun 1994 dan Gedung Juang.
No comments:
Post a Comment