Matahari“Zaman dahulu kala, ada dua Matahari dan sungguh sangat panas. Kedua Matahari tersebut bertugas secara bergiliran, di saat Matahari yang satu bersinar, yang
lainnya tidur. Begitu juga sebaliknya. Semua mahkluk di bumi sangat mengeluh
tentang rasa panas dari kedua Matahari
ini.
Suatu hari,
diselenggarakan pertemuan dan salah satu mahkluk mengusulkan menghilangkan
salah satu Matahari. Tanpa ragu-ragu
semua mahkluk setuju. Tetapi pertanyaannya adalah siapa yang mau melaksanakan
tugas tersebut ? dan bagaimana tugas tersebut dilakukan ?
Setelah
beberapa lama, pertemuan itu memutuskan untuk memilih semut sebagai
eksekutornya. Saat itu semut sangat terkenal dengan keahliannya memanah yang
luar biasa. Mulai saat itu, semut berusaha membidik Matahari.
Setelah
beberapa kali mencoba, akhirnya semut tersebut pun berhasil memanah satu Matahari. Tetapi ternyata Matahari yang lain mengetahui tentang
hal ini, dan entah mengapa kedua Matahari
itu tiba-tiba tidak tampak lagi. Kesedihan pun melanda seluruh bumi, karena
kedua Matahari menghilang, maka
seluruh alam semesta menjadi gelap gulita.
Semua
mahkluk menjadi sadar, mereka tidak dapat melakukan apapun tanpa cahaya Matahari. Mereka sadar, bahwa telah
melakukan kesalahan fatal dengan meminta semut memanah Matahari. Lalu semua mahkluk mengadakan pertemuan lagi. Tema
diskusi kali ini adalah bagaimana cara membuat Matahari-Matahari itu
mau menampakkan diri. Akhirnya, setelah melalui perdebatan yang panjang dan
melelahkan, mereka memutuskan untuk meminta maaf dan memohon para Matahari untuk kembali ke bumi. Sebagai
utusan, manusialah yang diminta untuk mengemban misi ini. Karena saat itu manusia
terkenal cerdik dan pandai mengolah kata.
Dengan
harapan tinggi, manusia pun menengadahkan diri di langit, dan mulai
berteriak-teriak meminta maaf kepada para Matahari,
dan ternyata gagal. Berikutnya, mahkluk-mahkluk meminta kepada burung gagak
untuk meminta maaf, tetapi gagal lagi. Akhirnya berbagai mahkluk pun bergiliran
satu-persatu meminta maaf kepada Matahari,
tetapi semuanya tetap juga gagal.
Setelah
beberapa lama, mahkluk-mahkluk tersebut mendapatkan ide baru. Mahkluk-mahkluk
tersebut berpikir mungkin saat ini kedua Matahari
sedang tidur bersama, sehingga tidak mendengar permintaan maaf para mahkluk. Lalu
mereka memutuskan untuk meminta semua ayam jago berkokok untuk membangunkan
kedua Matahari tersebut.
Lalu semua
ayam jago berkokok, tetapi tidak terjadi apa-apa. Semua ayam jago pun berkokok
lagi untuk kedua kalinya, kali ini lebih keras lagi. Dan semua mahkluk
merasakan mulai ada udara hangat mengalir di bumi, tetapi mereka belum melihat Matahari muncul.
Ayam-ayam
pun makin bersemangat, mereka berkokok dan melengking lebih keras lagi untuk
ketiga kalinya. Dan perlahan-lahan, salah satu Matahari muncul di ufuk timur, kemudian makin bersinar dan
bersinar. Bumi pun kembali terang. Seluruh mahkluk pun bersorak dan berteriak
kegirangan menyambut datangnya Matahari.
Lalu
bagaimana dengan nasib Matahari yang
lain ? ternyata ia masih tertidur, dan ia baru terbangun saat Matahari yang lain mulai tidur. Dan ternyata,
setelah Matahari kedua tersebut
terbangun, para mahkluk melihat bahwa dia telah buta, dia tidak mampu lagi
bersinar terang dan panas seperti dulu lagi. Rupanya hasil bidikan semut
beberapa waktu lalu telah berhasil, semut telah berhasil membutakan mata Matahari. Matahari yang buta tersebut kemudian dinamai ‘Bulan’ oleh para mahkluk.
Inilah
mengapa ayam jago selalu berkokok tiga kali sebelum Matahari terbit. Dan hingga saat ini penduduk Myanmar masih sering
bersorak-sorak menyambut Matahari di
pagi hari.
No comments:
Post a Comment